Foto : Ist

“WAMI memiliki dasar rumus hitung-hitungan, yang juga digunakan oleh LMK lain, termasuk CMO di luar negeri. Ini adalah rumus yang berlaku umum secara global,” jelas Adi.

WAMI membuka akses bagi para anggotanya, termasuk AL, untuk mengetahui rincian distribusi royalti. Mereka juga berkomitmen untuk merespons pertanyaan anggota secara cepat berdasarkan data resmi yang mereka kelola.

Adi menjelaskan bahwa WAMI telah menjadi anggota CISAC (The International Confederation of Societies of Authors and Composers) sejak 2012. Saat ini, WAMI merupakan satu-satunya LMK asal Indonesia yang tergabung dalam organisasi global tersebut.

WAMI juga secara rutin mengirimkan berbagai laporan penting ke CISAC, seperti laporan audit, daftar kerja sama LMK luar negeri, hingga peraturan distribusi dan perubahan AD/ART. Selain itu, mereka menjalin kerja sama dengan 64 CMO dari berbagai negara untuk memungut royalti musisi Indonesia di luar negeri.

Terkait tuntutan audit keuangan, Adi memastikan bahwa WAMI diaudit setiap tahun oleh Kantor Akuntan Publik independen. Dari tahun buku 2022 hingga 2024, WAMI menggandeng Forvis Mazars, firma audit bereputasi di Indonesia, dan berhasil memperoleh opini *Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)*.

“WAMI tidak keberatan diaudit oleh pihak lain, sepanjang mengikuti regulasi dan prosedur yang ada. Transparansi dan akuntabilitas adalah komitmen utama kami,” tegasnya.

Menutup konferensi pers, Adi menyampaikan bahwa WAMI terus berbenah untuk memperkuat sistem distribusi informasi, meningkatkan akurasi laporan, serta mempercepat respons terhadap anggota.

Topik Terkait