Bisma tahu bahwa Satyawati ingin keturunannya kelak memimpin Kerajaan Hastinapura. Hal ini yang membuat Satyawati menjauh dari Shantanu, dan Raja dirundung kesedihan. Bisma tidak ingin Ayahnya kecewa, kemudian mendatangi Satyawati dan mengambil sumpah di tepi sungai.
Bisma bersumpah mengundurkan diri dari tahta dan tidak akan menikah agar kelak tidak ada keturunannya yang menuntut tahta. Sumpah itu bertujuan agar Satyawati mau tinggal dengan Shantanu.
Shantanu yang melihat Bisma bersumpah, terlihat sedih, tapi ia kemudian memberkati Bisma dengan kekuatan. Selang beberapa tahun kemudian, diceritakan seorang pemuda yang sedang dihukum diikat di tengah lapang. Dia adalah Wicitrawirya, anak Satyawati dan Shantanu yang ditangkap oleh Raja Panchal karena kesalahannya. Bisma datang menolong Wicitrawirya.
Tengah malam putri Amba membuat ulah dengan membakar ladang. Tak berapa lama, datang Pangeran Salwa menghampiri Amba. Di Hastinapura Bisma menghukum Wicitrawirya atas kesalahannya. Namun Satyawati datang menghentikan hukuman Bisma.
Satyawati meminta Bisma untuk tidak bersikap keras pada Wicitrawirya. Kemudian, ia memerintahkan Bisma untuk membawa tiga putri Raja Kashi untuk dinikahkan dengan Wicitrawirya. Bisma tidak dapat menolak permintaan Ratu Satyawati.
Dia mengunjungi Raja Kashi untuk ikut pertandingan memperebutkan putri-putrinya, Amba, Ambika, Ambalika. Raja Salwa yang sudah menjalin kasih dengan Amba, tersinggung dengan sikap Bisma yang meminta ketiga putri Raja Kashi. Dia menantang Bisma tapi dapat dikalahkan mudah.
Amba tetap tidak mau menikah dengan Wicitrawirya. Dia mencintai Raja Salwa. Bisma hanya membawa Ambika dan Ambalika. Saat terjadi pertemuan di Hastinapura, datang Amba yang mengungkapkan kemarahannya. Dia telah ditolak Raja Salwa. Amba disuruh menikah dengan Bisma karena dia sudah dikalahkan dengan Bisma. Tentu saja Bisma tidak dapat menyanggupi permintaan Amba karena dia sudah bersumpah tidak menikah.