img_title
Foto : Indonesia.travel

IntipSeleb Gaya HidupDesa Penglipuran yang berada di provinsi Bali merupakan salah satu destinasi wisata yang sangat sayang untuk dilewatkan jika berkunjung ke Pulau Dewata ini.

Bali memang menawarkan pesona yang seolah tak ada habisnya. Ada banyak sekali titik lokasi yang menjadi destinasi wisata terbaik di provinsi ini. Mulai dari wisata alam yang indah hingga wisata budaya, semua bisa ditemukan di Bali.

Nah, salah satunya adalah Desa Penglipuran. Desa wisata ini adalah sebuah desa adat yang menjadi favorit para wisatawan yang datang ke Bali sehingga wajib masuk daftar tujuan Anda. Mengapa desa ini sayang untuk dilewatkan? Yuk, cari tahu alasannya sama-sama!

Mengenal Desa Penglipuran Bali

1. Sekilas Tentang Desa Penglipuran

indonesia.travel
Foto : indonesia.travel

Desa Penglipuran merupakan sebuah desa yang dikenal sebagai desa adat karena masyarakatnya memang masih mejalankan budaya tradisional Bali dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Nama Penglipuran yang disematkan untuk desa ini berasal dari akronim kata “pengeling” dan “pura” yang artinya adalah mengingat tempat suci para leluhur. Awal mulanya, penduduk desa ini berasal dari Desa Bayung Gede , Kintamani.

Mereka kemudian memutuskan untuk bermigrasi secara permanen ke lokasi yang kini dinamakan Penglipuran ini. Semenjak itulah mereka menciprakan sebuah desa adat yang masih kental dengan hal-hal tradisional Bali.

Tak hanya pada aktivitas sehari-hari, kesan tradisional dan etnik juga terlihat dari gaya bangunan yang ada di desa ini. Bangunan di lokasi ini dubuat mengikuti filosofi Tri Hita Karana yang merupakan kepercayaan masyarakat Bali.

Filosofi tersebut menyangkut tentang nilai keseimbangan hubungan antara manusia, lingkungan, dan Tuhannya. Sementara itu untuk tata ruang desanya, setiap rumah memiliki pintu gerbang yang disebut dengan angkul-angkul.

2. Lokasi Desa Penglipuran

indonesia.travel
Foto : indonesia.travel

Desa Penglipuran berlokasi di Kabupaten bangli, Provinsi Bali. Desa yang kental akan budaya tradisional Bali ini cukup jauh jika ditempuh dari pantai Kuta Bali, yakni sejauh 54 kilometer. Sehingga akan butuh waktu kurang lebih 1 jam 30 menit untuk mencapai lokasi ini.

Namun untuk pergi ke desa ini cukup mudah karena jalan yang dilewati pun tidak melalui banyak belokan atau jalan yang berkelok-kelok. Selain itu, letaknya juga bukanlah di pedalaman, melainkan masih berada di pusat kota.

Jika ingin lebih mudah mencapai lokasinya, Anda bisa mempertimbangkan untuk melalui jalan by pass Ngurah Rai menuju by pass Ida Bagus Mantra.

Daya Tarik Desa Penglipuran

1. Dinobatkan Sebagai Desa Terbersih di Dunia

indonesia.travel
Foto : indonesia.travel

Desa Penglipuran menjadi salah satu dari tiga desa terbersih di dunia, lho. Kebersihan dan kerapian desa ini juga membuatnya berhasil menyabet penghargaan bergengsi lainnya.

Sebut saja Penghargaan Kalpataru, Indonesia Sustainable Tourism Awards (ISTA), dan masuk dalam Sustainable Destinations Top 100 versi Green Destinations Foundation.

Saat berwisata dan meghabiskan waktu di desa ini, Anda akan dimanjakan dengan deretan pemandangan hijau dari berbagai tanaman yang tersusun rapi. Selain itu, udara sejuk pun akan semakin terasa saat Anda memasuki area desa yang lebih dalam.

Perlu diketahui, untuk menjaga kesejukan dan keasrian desa ini, pengunjung dilarang mengelilingi desa menggunakan kendaraan bermotor. Hal itu karena kendaraan bermotor akan menyebabkan polusi dan membuat kesejukan udara di desa ini terkontaminasi.

Karena itu, para pengunjung yang datang ke desa ini semuanya berkeliling menikmati keindahan alamnya dengan cara berjalan kaki mengitari desa.

Di Desa Penglipuran juga sangat dilarang untuk membuang sampah sembarangan. Anda tak perlu khawatir karena di lokasi ini sudah disediakan tempat sampah yang banyak dengan jarak setiap 30 meter.

2. Konsep Tata Ruang Tri Mandala

Desa ini juga memiliki konsep tata ruang yang unik, yakni menggunakan konsep Tri Mandala. Sesuai dengan namanya, desa ini pun dibagi menjadi tiga wilayah yaitu Utama Mandala, Madya Mandala, dan Nista Mandala.

Ketiga wilayah tersebut diurutkan mulai dari wilayah yang paling utara hingga ke wilayah yang paling selatan. Pada wilayah Utama Mandala yang terletak di paling utara, dijadikan tempat suci atau tempatnya para dewa di mana tempat ibadah didirikan.

Kemudian di bagian tengah terletak zona Madya Mandala yang dijadikan sebagai wilayah para penduduk bermukim. Rumah-rumah penduduk pun dibangun dengan formasi berbanjar di sepanjang jalan utama desa ini.

Kemudian yang terakhir yakni di wilayah yang paling selatan, merupakan zona yang disebut dengan Nista Mandala. Wilayah ini dikhususkan sebagai pemakaman untuk penduduk desa.

3. Ritual Keagamaan Rutin

Layaknya statusnya yang merupakan desa adat, di Desa Penglipuran juga terdapat ritual keagamaan rutin yang selalu dijalankan hingga saat ini. Salah satu ritual keagamaan yang rutin dilakukan adalah Ngusaba, yaitu untuk menyambut Hari Raya Nyepi.

Di desa ini para masyarakatnya juga akan datang ke Pura Penataran setiap 15 hari sekali untuk melakukan ibadah. Semua ritual tersebut terus dijalankan karena sudah diajarkan oleh para tetua adat serta merupakan ajaran warisan leluhur mereka.

4. Penglipuran Village Festival

indonesia.travel
Foto : indonesia.travel

Daya tarik lainnya yang akan membuat desa ini menjadi favorit wisatawan adalah adanya Penglipuran Village Festival, sebuah acara akhir tahun dengan rangkaian kegiatan yang sangat beragam.

Sebut saja mulai dari parade pakaian adat Bali, Barong Ngelawang, aneka macam lomba, hingga parade seni budaya. Rangkaian kegiatan tersebut biasanya akan mengundang para wisatawan hingga jumlahnya membludak karena antusiasme melihat tradisi asli Bali.

5. Hidangan Kuliner Khas

indonesia.travel
Foto : indonesia.travel

 

Berwisata ke sebuah tempat memang tak lengkap tanpa mencicipi makanan khas di daerah tersebut. Namun jangan khawatir, Desa Penglipuran juga punya sajian kuliner khas dengan rasa yang lezat dan unik.

Sajian kuliner tersebut dinamakan loloh cemcem dan tipat cantok. Loloh cemcem adalah sebuah minuman khas yang terbuat dari daun cemcem yang sangat bermanfaat untuk melancarkan pencernaan.

Minuman tersebut dibuat dengan cara tradisional, sehingga tak perlu khawatir dengan adanya bahan kimia tambahan seperti bahan pengawet atau pemanis buatan.

Kemudian tipat cantok sendiri adalah makanan khas dari desa adat yang satu ini. Tipat Cantok merupakan sejenis kudapan yang terdiri dari ketupat dan sayuran rebus. Tipat cantok kemudian disajikan dengan dengan siraman bumbu kacang.

6. Harga Tiket Masuk Desa Penglipuran

Dengan semua daya tarik yang ditawarkan oleh desa indah ini, pengunjung dapat masuk dan menikmati keindahannya dengan biaya tiket masuk yang terhitung terjangkau.

Untuk orang dewasa hanya dikenakan tarif sebesar Rp25.000 per orang. Sedangkan untuk pengunjung kategori anak-anak, akan dikenakan harga tiket masuk sebesar Rp.15.000 per anak.

Harga tiket masuk itu juga sudah termasuk biaya retribusi untuk parkir. Area parkirnya pun luas karena bisa menampung hingga puluhan mobil maupun bus pariwisata.

Dengan sederet daya tarik yang sulit untuk dilewatkan, ditambah dengan biaya masuknya yang terjangkau, tak heran jika Desa Penglipuran menjadi destinasi favorit para wisatawan. (bbi)

Topik Terkait