img_title
Foto : Freepik/ drobotdean

IntipSeleb – Seringkali banyak orang terjebak dengan persaingan. Alih-alih ikut senang saat melihat kesuksesan orang lain, mereka malah membanding-bandingkan dengan kekurangan dirinya sendiri. Ketika hal ini terjadi, rasa iri dan dengki bisa timbul.

Iri hati muncul ketika seseorang menginginkan sesuatu yang dimiliki orang lain. Dengan kata lain, orang yang iri merasa tidak adil jika orang tersebut mendapatkan apa yang diinginkannya. Misalnya, seseorang merasa iri ketika orang lain dianggap lebih populer atau disukai.

Mereka juga mungkin merasa iri ketika seseorang terpilih untuk naik jabatan atau diakui mendapat nilai bagus. Anak-anak bahkan mungkin bisa merasa iri terhadap pakaian, barang, atau mungkin pertemanan.

Apapun sumber rasa irinya, orang yang iri hati menginginkan apa yang dimiliki orang lain dan berharap itu menjadi miliknya. Oleh karena itu, rasa iri terkadang menjadi akar dari perilaku bullying. Berikut ini tiga alasan mengapa rasa iri bisa menyebabkan bullying.

ReadUnwritten
Foto : ReadUnwritten

Sulit mengukur diri

Kebanyakan orang, khususnya remaja kesulitan mengukur diri saat menggunakan media sosial. Faktanya, banyak penelitian menunjukkan bahwa rasa iri meningkat seiring dengan penggunaan media sosial.

Hal ini sebagian berkaitan dengan fakta bahwa kebanyakan orang hanya mengunggah update kehidupannya di media sosial. Dengan kata lain, mereka mengunggah tentang kesuksesan, liburan, pencapaian dan sangat jarang membicarakan hal-hal yang biasa dan membosankan dalam hidup mereka.

Akibatnya, ketika remaja lain membaca informasi ini, wajar untuk berasumsi bahwa postingan tersebut mewakili gambaran keseluruhan kehidupan mereka dan jika dibandingkan dengan bagian kehidupan mereka yang biasa dan membosankan, dan berujung iri.

Dan ketika perasaan iri dan cemburu dibiarkan tumbuh, hal tersebut dapat berujung pada tindakan bullying. Alasannya sederhana, orang yang iri hati ingin mengambil sesuatu dari orang yang membuat mereka iri. Dan mereka menggunakan intimidasi sebagai alatnya.

Penindasan ini dapat mencakup apa saja, mulai dari perilaku mengancam hingga menjelek-jelekkan, menyebarkan rumor, gosip, dan cyberbullying. Dalam hal ini, rasa iri menjadi suatu bentuk kekuasaan. Tujuannya adalah untuk menghilangkan apa yang dimiliki orang lain, entah itu bakat istimewa, popularitas, atau pakaian yang bagus.

Merasa harga diri lebih rendah dari korban

Pernahkah kamu mendengar istilah ‘iri tanda tak mampu’? Nah, agaknya peribahasa tersebut benar adanya. Terkadang, rasa isi muncul ketika seseorang merasa tidak mampu, hampa, atau tidak layak.

Dalam kasus ini, anak-anak ingin menjembatani kesenjangan antara apa yang dimiliki orang lain dan apa yang mereka inginkan. Jadi, tujuan di balik bullying yang mereka lakukan adalah untuk meningkatkan rasa harga diri mereka sendiri dengan mengorbankan orang lain.

Namun, rasa iri seperti rasa lapar yang tidak bisa dipenuhi dengan perilaku bullying. Para pelaku bullying tidak pernah mengembangkan rasa harga diri atau kebahagiaan dengan mengorbankan orang lain.

Meskipun melihat orang yang membuat mereka iri atas penderitaannya mungkin tampak seperti apa yang mereka inginkan, hal ini tidak membuat mereka meras lebih baik tentang siapa diri mereka sebenarnya. Dan pada akhirnya, pelaku intimidasi masih memiliki masalah harga diri yang perlu diatasi.

Pelaku bullying merasa kompetitif

Kecemburuan juga bisa dipicu oleh persaingan atau kompetitif. Di sinilah intimidasi dalam olahraga seringkali berasal, namun tidak terbatas pada atletik saja. Anak-anak bisa menjadi kompetitif dalam semua bidang kehidupan mereka termasuk dalam hubungan, nilai, dan status.

Biasanya, anak-anak yang kompetitif dan perfeksionis iri pada orang lain yang tampaknya mempunyai kelebihan atau kekuatan yang mereka inginkan. Mereka tidak bisa mentolerir kesuksesan orang lain karena hal itu membuat mereka merasa rendah diri atau kurang sempurna. Akibatnya, mereka melakukan intimidasi.

Tujuan di balik perilaku intimidasi mereka adalah untuk menghilangkan persaingan atau mencari cara untuk mendapatkan posisi atau status yang dimiliki target mereka. Mereka percaya bahwa dengan meremehkan kesuksesan orang lain, mereka akan merasa lebih baik.

Sebaiknya, ketika timbul rasa iri pada orang lain, penting untuk segera mengatasi perasaan tersebut. Cari akar permasalahan mengapa rasa iri itu bisa muncul lalu cari beberapa solusi untuk mengatasi perasaan iri, misalnya mengubah rasa iri menjadi motivasi untuk bekerja lebih keras untuk mencapai tujuannya.

Daripada berfokus pada apa yang tidak dimiliki, lebih baik fokus pada bagaimana kamu dapat mencapai apa yang kamu inginkan dengan cara yang sehat. Selain itu, niakkan harga dirimu tanpa merendahkan orang lain dan mengubah pandangan bahwa kesuksesan orang lain tidak akan membuatmu terlihat rendah.

Topik Terkait