img_title
Foto : Instagram/raffinagita1717

IntipSeleb – Baru-baru ini media sosial digegerkan dengan sikap Nagita Slavina yang kerap memberikan makanan bekas kepada karyawannya. Lewat cuitan viral di X, istri Raffi Ahmad tersebut dinilai tak higienis, tidak sopan, dan tidak beradab oleh warganet hingga banjir hujatan.

Kebiasaan Nagita Slavina memberi makanan sisa ke karyawannya juga membuat warganet mempertanyakan adab sang artis kepada bawahannya. Lantas, seperti apa sih adab memberikan makanan ke orang lain menurut ajaran agama? Yuk simak selengkapnya berikut ini!

Adab Memberikan Makanan ke Orang Lain

Mempunyai niat berbagi merupakan hal yang baik. Sebab, artinya seseorang memiliki kepedulian kepada orang lain. Akan tetapi, niat baik perlu dibarengi dengan adab yang baik agar tidak berakibat buruk.

Karena makanan merupakan sesuatu yang akan disantap oleh si penerima dan masuk ke dalam tubuh mereka, maka pemberi perlu berhati-hati dan memperhatikan aspek kebersihan dan keamanan dari makanan tersebut.

Berkaca dari kebiasaan Nagita Slavina yang kerap memberikan makanan sisa gigitannya kepada karyawan, yuk simak sederet adab memberikan makanan ke orang lain berikut ini.

1. Jangan memberikan makanan yang kurang layak

Adab memberikan makanan ke orang lain yang pertama adalah tidak memberikan sesuatu yang kurang layak untuk orang lain, misalnya makanan yang telah berkali-kali dipanaskan.

Selain karena rasanya yang sudah mulai berbeda, kandungan gizinya tentu juga sudah banyak berkurang. Bahkan, beberapa jenis makanan juga bisa berbahaya untuk kesehatan lho jika sudah berkali-kali dipanaskan.

Selain itu, jangan berikan makanan kemasan yang sudah mendekati masa kedaluwarsa. Sebab penerima belum tentu akan langsung mengecek tanggal kedaluwarsanya. Kalaupun sempat mengecek, dimakan pun belum tentu bisa habis sampai masa kedaluwarsanya tiba. Selain mubazir, hal itu bisa membuatnya tersinggung karena merasa tidak dihormati.

Atau, ketika kita membuat makanan lalu ada bagian-bagian yang gosong, bukannya bagian itu dibuang atau dimakan sendiri, malah yang gosong diberikan pada orang lain dengan dalih agar tidak mubazir. Itu sih perilaku yang keterlaluan.

2. Jangan memberikan makanan yang menurut kita tidak enak

Kalau hanya sebatas perbedaan selera, maka masih bisa dimaklumi. Misalnya, lidah kita cocoknya dengan masakan Indonesia, namun mendapatkan kiriman makanan Barat atau timur Tengah dalam jumlah lumayan banyak dengan kualitas makanan jelas masih bagus. Tapi karena kita kurang menyukainya, kita memberikan sebagian besarnya pada orang lain. Hal ini tidak masalah.

Akan tetapi jika jenis makanannya sebenarnya kita sukai, tetapi rasanya tidak enak, jangan diberikan pada orang lain, ya. Misalnya, karena gagal total dalam proses memasaknya atau sudah hampir basi, itu berarti makanannya sudah kurang layak, jadi jangan diberikan kepada orang lain, ya!

3. Jangan memberi terlalu sedikit atau terlalu banyak

Memang kita tidak perlu memaksakan diri dalam memberi. Namun jangan pula terlalu seadanya sampai kurang patut. Misalnya, ketika kita tahu anggota keluarga calon penerima ada banyak, namun kita hanya memberinya seporsi makanan.

Kalau anggota keluarganya sudah dewasa semua sih, mungkin bukan masalah. Akan tetapi jika sebagian besarnya anak-anak, tentu bisa jadi berebutan. Takutnya, gara-gara seporsi makanan dari kita, mereka malah bertengkar dan menangis. Orangtuanya jadi harus membelikan tambahan makanan untuk menenangkan semuanya. Berabe, kan?

Sebaliknya, memberikan terlalu banyak makanan basah untuk satu orang juga kurang bijaksana. Nantinya penerima akan bingung bagaimana menghabiskannya. Apalagi jika dia tidak bisa menghangatkannya kembali karena tinggal di kos tanpa fasilitas dapur yang lengkap. Jadi, jangan sampai dia seperti dipaksa menyia-nyiakan makanan, ya.

4. Perhatikan apakah penerima ada alergi atau penyakit tertentu

Adab memberikan makanan ke orang lain selanjutnya adalah memperhatikan penyakit atau alergi yang diderita penerima. Kalau kita tidak tahu penyakit atau alergi yang diderita seseorang, tentu kita tidak wajib menanyakannya. Terlebih jika hubungannya tidak dekat. Takutnya malah dianggap tidak sopan dan kepo.

Tapi kalau hubungannya dekat, kita bisa bertanya apakah dia berpantang makanan atau tidak. Tidak perlu langsung menanyakan penyakitnya. Nah, kalau gak memungkinkan untuk mencaritahunya, pilih saja makanan yang lebih kecil kemungkinannya menimbulkan alergi atau kurang baik untuk penyakit tertentu.

5. Jangan memberikan makanan yang jelas-jelas tidak disukai penerima

Satu sisi, memberikan apa pun pada orang lain adalah bentuk kepedulian. Namun jika kita sama sekali tidak peduli dengan selera atau kondisi kesehatan penerima seperti dalam poin sebelumnya, malah jadi menyebalkan bukan? Padahal, kita bukannya tidak tahu soal itu.

Misalnya, ketika teman atau saudara yang sudah sering bercerita kalau dirinya gak suka dengan makanan tertentu. Mungkin tekstur atau rasanya terlalu aneh baginya. Kita harus mengingatnya baik-baik biar gak memberinya jenis makanan itu. Kalau kita tetap saja memberikannya bahkan ini terus diulangi, tentu penerimanya akan merasa ceritanya selama ini gak betul-betul didengarkan.

Nah, itulah sederet adab memberikan makanan ke orang lain yang perlu diperhatikan agar kita tidak semena-mena dalam melakukannya meski sebenarnya memiliki niat yang baik. Sebab, niat yang baik perlu diimbangi dengan adab yang baik pula. Semoga bermanfaat, ya!

Topik Terkait