img_title
Foto : Freepik

IntipSeleb – Baru-baru ini, nama Nagita Slavina kembali menjadi sorotan lantaran kerap kali kedapatan memberikan makanan bekas kepada karyawannya. Lewat cuitan viral di X, sikap istri Raffi Aahmad yang dinilai tidak higienis tersebut banjir hujatan.

Melalui cuitan anomin di X @tanyakanrl, beredar video Nagita Slavina yang mencoba minuman. Ternyata, minuman itu untuk Mbak Lala, pengasuh Rafathar.

Nagita Slavina mencicipi minuman itu dan membuat Raffi Ahmad ikut mencobanya. Barulah perempuan yang akrab disapa Gigi itu memberikannya kepada suster anaknya.

“Sus mau? Mau kan!” kata Gigi lagi seraya memberikan minumannya ke karyawannya.

Melihat Nagita Slavina yang hobi cicipin makanan dan memberikan sisanya ke karyawan, Rafathar ikut berkomentar. Kata Rafathar, mamanya itu memang hobi coba-coba makanan atau minuman sedikit saja, lalu sisanya diberikan ke karyawannya.

“Mama beli itu buat mba, cuman set sup gitu, abis itu langsung dikasih ke sus. Mbak Lala badannya gede tuh karena mama selalu makanan-makanan minuman-minuman ke Mbak Lala,” ucap Rafathar.

Aksi Nagita Slavina yang memberikan makanan sisa kepada karyawan menjadi perhatian netizen. Banyak netizen yang mengkritik adab dan mempertanyakan kesopanan Nagita.

Lantas, bagaimana ajaran agama Islam mengatur hukum memberikan makanan sisa ke orang lain seperti yang dilakukan Nagita Slavina? Yuk simak selengkapnya berikut ini!

Hukum Memberikan Makanan Sisa ke Orang Lain

Instagram/raffinagita1717
Foto : Instagram/raffinagita1717

UST Misbakhul M dalam kanal YouTube Risalah Hati – Net Jatim menyampaikan satu kisah luar biasa yang disampaikan oleh Imam At-Tanuji dalam Al-Faraj Ba’da Syiddah, ada seorang ibu yang ditinggalkan oleh anak semata wayangnya yang merupakan tulang punggung keluarga. Sang anak melakukan perjalanan yang sangat panjang dan sang ibu dibekali dengan bekal yang tidak terlalu banyak.

Pada suatu hari sang ibu memasak bekal dari anaknya. Ketika ia menyuap makanan tersebut, tiba-tiba ia mendengar suara orang mengetuk pintu yang ternyata adalah seorang pengemis yang meminta makanan. Ia langsung mengambil piring dan membagi makanan kepada pengemis tersebut.

Waktu berselang, sang pemuda pun pulang dari perjalanannya. Ia lantas bercerita kepada sang ibu tentang suatu peristiwa yang hampir menghilangkan nyawanya, yaitu saat ia disergap oleh seekor singa dan ditarik ke semak belukar. Tapi saat singa tersebut hendak mengoyak tubuhnya, datanglah laki-laki bertubuh tinggi besar dengan baju putih yang menepuk singa tersebut dan mengatakan ‘satu suapan berbalas satu suapan’.

Pemuda tersebut merasa heran terhadap apa yang terjadi, terlebih dengan perkataan pria bertubuh besar. Sang ibu pun maklum karena itu berkat dari sedekahnya.

Terkait hukum memberikan makanan sisa ke orang lain, jika kondisi makanannya masih sangat layak untuk diberikan kepada orang lain, terlebih orang yang membutuhkan, maka boleh dilakukan. Apalagi jika kita meyakini bahwa jika kita menyantapnya sendiri tidak akan habis, maka segeralah berbagi.

Rasulullah SAW menyampaikan bahwa ketika bersedekah maka kita harus memberikan yang terbaik dari harta yang terbaik, lalu jika sedekah tersebut diniatkan untuk mendekatkan diri kepada Allah, sesuai dengan adab yang telah ditetapkan, maka insya Allah sedekah tersebut akan membawa kebaikan.

Maka dari itu, jika seseorang ingin bersedekah ingatlah untuk memahami kaidah dan adab bersedekah, meskipun mungkin sederhana tapi jika memang itu diperlukan orang lain, maka jangan menahannya dan keluarkan sedekahmu.

Bersedekah merupakan perbuatan terpuji yang dicintai Allah SWT sehingga pelakunya dijanjikan pahala serta kebaikan di dunia dan di akhirat. Tapi, tidak semua benda dianjurkan untuk disedekahkan kepada orang lain.

Menurut ustadzah Hj Maisunah SPd dalam kajian di majelis taklim ibu-ibu Aisyiah Cabang IV Banjarmasin di Masjid Al Jihad Banjarmasin, barang yang tidak dianjurkan untuk diberikan sebagai sedekah adalah barang-barang yang tidak pantas lagi digunakan orang lain atau sudah tidak layak makan.

“Sebaiknya ketika kita hendak bersedekah makanan maka ambillah makanan itu pada kesempatan pertama kemudian jadikan sedekah,” katanya.

Sebaliknya, jangan sampai kita memberikan makanan yang sudah ‘sayup’ atau hampir basi sehingga tidak layak makan sebagai sedekah.

“Begitu pula barang atau pakaian, jangan yang sudah tidak pantas dipakai. Sedekahkan lah apa yang baik menurut kita bahkan sedekah yang terbaik adalah barang atau makanan yang paling kita sukai dan cintai,” ujarnya.

Topik Terkait