img_title
Foto : Ataliapr/instagram

IntipSeleb – Atalia Praratya tak bisa berkata-kata saat ditanya perasaannya kehilangan Emmeril Kahn Mumtadz atau Eril yang telah meninggal dunia karena tenggelam di Sungai Aare, Bern, Swiss.

Mengaku rindu kepada Eril adalah hal yang berat, Atalia Praratya menyinggung soal kematian yang telah ditentukan oleh Tuhan. Seperti apa penuturannya? Berikut artikel selengkapnya.

Tak Bisa Berkata-kata Karena Kehilangan Eril

Instagram/lambegosiip
Foto : Instagram/lambegosiip

Atalia Praratya mengaku tidak bisa menggambarkan perasaanya pasca kehilangan Emmeril Kahn Mumtadz untuk selama-lamanya. Atalia mengaku rasa kehilangan orang yang paling disayangi adalah hal yang tidak bisa dideskripsikan.

“Kalau ditanya, Bu Cinta gimana perasaannya? Haduh, gak usah ditanya deh. Kehilangan seorang yang sangat disayangi itu luar biasa. Kalau kata orang-orang jangan khawatir, Bu Cinta dan Pak Emil sedang mengalami sesuatu yang berat, InshaAllah akan terasa lebih ringan, begitu katanya,” tutur Atalia Praratya, dilansir IntipSeleb dari Instagram @lambegosiip pada Rabu, 22 Juni 2022.

Kemudian, Atalia Praratya berharap tidak ada orang yang mengalami kejadian yang serupa. “Ya Allah, jangan sampe. Ini Masya Allah, jangan sampe yang lain mengalami yang seperti ini,” tandasnya.

Bicara Kematian dan Rindu

Instagram/ataliapr
Foto : Instagram/ataliapr

Kemudian, Atalia Praratya menyinggung kematian. Menurutnya, kematian adalah kehendak Tuhan sejak manusia berada dalam kandungan. Tuhan yang berhak atas segala sesuatu, apalagi kematian.

“Karena pada hakekatnya, orang biasanya berpikir, kalau lahir duluan, maka akan meninggalkan dunia ini duluan. Tapi tidak seperti itu. Tapi kalau Allah sudah berkehendak, apalagi yang namanya ajal sudah ada dari dalam kandungan ya. Jadi Allah yang berhak atas segala sesuatu, apalagi kematian,” ucapnya.

Kemudian, Atalia Praratya seolah berandai jika Eril tidak pergi ke Sungai Aare dan berdiam diri di kamar. Namun, Atalia menyatakan ajal yang ditentukan oleh Tuhan pasti akan datang dengan cara apapun.

“Misalkan, saya dan A Eril dikunci di kamar. Terus kemudian, di kamarnya juga diselimutin supaya dia gak ke mana-mana. Cuma, tetep aja, waktu itu tetep tiba dengan cara apapun, dengan bagaimana pun,” katanya.

“Kalau kematian sudah datang, ke manapun kita bersembunyi, tetap akan menghampiri. Pada akhirnya menerima saja. Hanya memang yang berat itu adalah sekarang itu rasa rindu. Betul kata Dilan ya, rindu itu berat. Biar Dilan saja, saya mah siapa itu,” tandas Atalia Praratya. (nes)

Topik Terkait