img_title
Foto : Theguardian.com

“Jika polisi ingin mengatur bantuan agar dia dimukimkan kembali untuk bekerja atau semacamnya, mereka seharusnya membantunya di Foshan karena dia bekerja di sana, dia punya rumah di sana. Jadi, dia seharusnya tidak dikirim kembali ke Kucha dengan paksa,” kata Abdulhakim.

Pemerintah Enggan Bahas Kekerasan


Sumber foto: bbc.com

Menurut laporan, tidak ada tanggapan pemerintah Xinjiang yang membahas soal kondisi di kantor polisi lokal Kucha. Padahal, tempat itu dikenal dengan kepadatan yang berlebihan, pemukulan, kondisi tidak sehat, pembagian delapan set peralatan makan untuk 50-60 orang. Darren Byler seorang antropolog di University of Colorado telah menelaah terkait orang Uighur.

“Pesan dari otoritas negara China ini mencerminkan jenis perilaku menyalahkan korban yang sering dilakukan polisi saat ketahuan menggunakan kekerasan berlebihan,” ujar Darren setelah melihat pesan teks tersebut.

Diketahui bahwa video tersebut beredar ketika Merdan mendapatkan kembali ponselnya saat di pusat pencegahan epidemi. Pihak keluarga juga meyakini bahwa Merdan tidak mungkin menyakiti dirinya sendiri. Hingga saat ini kasus tersebut masih dalam proses pemeriksaan.

“Aku tidak percaya ia menyakiti dirinya sendiri, aku pikir China menyakitinya dan sekarang aku pikir mereka ingin mencari alasan untuk apa yang mereka lakukan padanya," kata Abdulhakim Ghappar, paman Merdan Ghappar.

Topik Terkait