img_title
Foto : Kebudayaan.kemdikbud.go.id

Sama seperti Situs Candi Sukuh yang dibangun pada tahun 1439 Masehi dan terhubung dengan upacara ritual ruwatan, Bernet Kempers (1959:101) dalam Ancient Indonesian Art menyatakan bahwa Situs Candi Cetho sejak awal didirikan sebagai tempat suci yang terkait dengan penghormatan terhadap arwah leluhur. Pada paruh pertama abad XV, situs ini diubah menjadi monumen yang menggabungkan unsur-unsur budaya Hindu-Jawa dengan karakter lokal, sebagai sarana untuk membebaskan arwah leluhur dari ikatan duniawi.

Situs Candi Cetho pertama kali dilaporkan oleh Van De Vlis pada tahun 1451-1470. Penemuan ini menarik perhatian sejumlah ahli purbakala seperti W.F. Sutterheim, K.C. Crucq, N.J. Krom, A.J. Bernet Kempers, dan Riboet Dharmosoetopo. Pada tahun 1928, Dinas Purbakala melakukan penelitian untuk pemugaran, tetapi tidak didapatkan cukup bukti untuk merekonstruksi bangunan batu di puncak bukit. Pada tahun 1975-1976, Inspektur Jenderal Pembangunan, Sudjono Hoemardhani, melakukan pemugaran situs hingga menjadi seperti yang kita lihat saat ini.

Namun sayangnya, pemugaran atau rekonstruksi tersebut tidak memperhatikan aspek arkeologis sehingga keaslian bentuknya tidak dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Penambahan baru termasuk sejumlah pondasi dengan bangunan kayu, menyerupai bangunan pura di Bali. Bentuk bangunan ini didasarkan pada Situs Candi Sukuh dan merupakan hasil pemugaran pada akhir tahun 1970-an bersama dengan bangunan pendopo dari kayu.

Terdiri dari 14 teras

Wikipedia
Foto : Wikipedia

Berdasarkan penelitian Van De Vlis dan A.J. Bernet Kempres, Situs Candi Cetho terdiri dari 14 teras. Namun, pada kenyataannya, hanya tiga belas teras yang dapat kita lihat sekarang. Teras ini tersusun dari barat ke timur dengan pola ketinggian yang makin meningkat, dianggap sebagai yang paling suci. Setiap halaman teras dihubungkan oleh pintu dan jalan setapak, membagi halaman teras menjadi dua bagian. Pada teras terakhir terdapat candi induk. Di sisi timur teras terbawah, terdapat gapura yang menjadi pintu gerbang Situs Candi Cetho. Di depan gapura, terdapat arca batu yang oleh penduduk sekitar disebut Arca Nyai Gemang Arum.

Berkaitan dengan Karanganyar, ANTV bakal menyapara para ANTV Lovers melalui program Festival ANTV Rame. Setelah sukses diselenggarakan di Kulon Progo, Yogyakarta, kini Festival ANTV Rame bakal kembali diselenggarakan di Karanganyar, Jawa Tengah pada 25 November 2023 mendatang. (by)

Topik Terkait