img_title
Foto : Intipseleb/Tiya Sukmawati

IntipSeleb Gaya Hidup - Indonesia mencatat 36.633 kasus baru dan 21.003 kematian akibat kanker serviks pada 2020. Angka ini menunjukkan terdapat 88 kasus baru dan lebih dari 50 kematian akibat kanker leher rahim setiap hari di Indonesia (Data Observasi Kanker Dunia, Globocan, 2020).

Fakta ini menjadikan kanker serviks sebagai kanker dengan insiden dan kematian tertinggi kedua setelah kanker payudara di Indonesia. Penasaran dengan kelanjutannya? Simak selengkapnya berikut di bawah ini!

Gejala Kanker Serviks

Intipseleb/Tiya Sukmawati
Foto : Intipseleb/Tiya Sukmawati

Dokter spesialis kandungan dan ginekologi, Dr.dr. Cindy Rany SpOG-KFER menjelaskan kanker serviks kerap tidak menimbulkan gejala. Sehingga sering kali baru terdeteksi setelah memasuki stadium lanjut.

Namun, terdapat gejala umum dari kanker serviks yang harus diwaspadai. Diantaranya, pendarahan vagina yang tidak normal, keputihan yang tidak biasa, frekuensi buang air kecil meningkat, mudah lelah, nyeri saat berhubungan intim, hingga bercak darah di urine.

"Sayangnya, perempuan masih sering takut untuk melakukan kontrol karena stigma dan mitos yang banyak beredar, misalnya takut dicap gemar gonta-ganti pasangan. Padahal, meskipun hanya mempunyai satu pasangan seks pun tetap berpotensi tertular HPV (Human Papillomavirus) apabila pasangannya telah terinfeksi HPV," ujar Dokter Cindy dari rilisan yang diterima IntipSeleb, Rabu, 2 November 2022.

"Selain itu, riwayat keturunan, pola hidup tidak sehat, penggunaan pil KB, hingga belum adanya proteksi dari vaksinasi HPV juga menjadi faktor utama penyebab kanker serviks," sambungnya.

Upaya Pencegahan

Intipseleb/Tiya Sukmawati
Foto : Intipseleb/Tiya Sukmawati

Lebih lanjut, menanggapi banyaknya mitos di masyarakat, sebagai dokter spesialis penyakit dalam dan vaksinolog, dokter Dirga Sakti Rambe memberikan beberapa informasi.

"Sebelum memahami konsep vaksinasi sebagai upaya pencegahan infeksi sebuah penyakit, masyarakat harus memahami alasan di balik vaksinasi itu sendiri. Tidak bisa dipungkiri bahwa kelompok masyarakat yang belum divaksinasi di Indonesia masih cukup besar," dokter Dirga Sakti Rambe.

"Orang yang tidak divaksinasi harus sakit atau terinfeksi dahulu, baru memiliki antibodi. Tentu ini bukan hal yang diinginkan. Sebaliknya, orang yang sudah divaksinasi lengkap akan memiliki kekebalan optimal sehingga terhindari dari penyakit termasuk kanker serviks," tuturnya.

Tak hanya itu saja. Dokter Dirga Sakti Rambe menyebut jika kini rumah sakit dan klinik sudah menyediakan Vaksin HPV.

"Saat ini, vaksin HPV sudah tersedia di banyak rumah sakit dan klinik, baik jenis bivalen maupun quadrivalent. Saya sangat menganjurkan masyarakat untuk proaktif berdiskusi dengan tenaga medis untuk memastikan perlindungan maksimal dari vaksin yang didapatkan," pungkas dokter Dirga Sakti Rambe. (bbi)

Topik Terkait