img_title
Foto : Festival Film Wartawan Indonesia

“Dan di antara semua profesi, wartawan peliput film yang paling layak menjadi juri festival film,” ucap Daniel dalam pemaparannya.

Alasan Daniel, karena keseharian pekerjaan mereka adalah mengikuti dan menuliskan produksi dan sering menonton film. Dia juga menekankan sebagai juri terpilih, mereka wajib memiliki pengetahun wawasan dan referensi film yang luas soal film, memiliki pengetahuan tentang teknis film, dan tak kalah penting adalah rajin menonton film.

Kelebihan wartawan sebagai juri dalam pandangan Daniel adalah karena mereka sering berinteraksi dengan penonton film. Memintai pendapat penonton film dan film apa yang sedang digandrungi oleh penonton film.

Mampu Berargumentasi

Festival Film Wartawan Indonesia
Foto : Festival Film Wartawan Indonesia

Sedangkan Susi Ivvaty menerangkan, untuk menjadi Juri yang menilai film, harus tidak dengan kepala kosong. Dengan begitu, seorang juri bisa mengajukan argumen terhadap sebuah film.

“Seorang juri harus mampu memaparkan dan berargumentasi tentang defenisi sebuah film yang baik atau buruk. Dan pada akhirnya, bisa menyimpulkan definisi itu sangat dinamis dan berspektrum!”kata Susi.

Susi juga menyampaikan berdebat dan mengadu argumentasi dalam menilai film sangat bagus dan harus menjadi tradisi yang dipertahankan dalam penyelenggaraan FFWI. Dalam beradu argumen itu harus dilandaskan pada pengetahuan film yang mumpuni, meski tidak sempurna. Karena dalam menilai film, setiap orang memiliki sudut pandang sendiri, tetapi mempunyai alasan yang secara teknis bisa diterima.

Bagi Susi yang tak kalah penting, seorang juri wajib mengetahui budaya dan adab suatu daerah atau komunitas. Meski itupun tidak harus ahli. Penempatan soal budaya ini terlihat kuat dalam film-film Korea maupun Hollywood.

Topik Terkait