img_title
Foto : Indiatimes.com

Sebab, begitu ada yang mulai membeli karya unik-nya, ada sosok KOL (Key Opinion Leader) dari komunitas penggiat NFT yang jadi Arranger, tukang “goreng”, untuk bareng-bareng membeli karyanya.

Siapa diantara KOL itu? Selebritis Chef Arnold Purnama. Lewat anjuran-nya lah karya Ghozali laris manis dan masalah NFT bikin efek geger masyarakat umum. Sebenarnya NFT itu komplek, kalau gak mau dibilang rumit atau ribet. Kompleksitas NFT itu ada pada faktor teknis dan non teknis.

Teknisnya, pelaku NFT harus melek digital level menengah ke atas. Melek perkembangan teknologi digital yang sudah mengarah pada teknologi blockchain yang melahirkan mata uang kripto. Sebab NFT itu lahir karena adanya teknologi blockchain dan yang ideal transaksinya menggunakan cryptocurrency.

Ada istilah smart-contract, minting, gas-fee, royalty, dan wallet di marketplace NFT. Ini semua akan saya kulik pada tulisan berikut. Termasuk apa istimewanya teknologi blockchain.

Apakah marketplace NFT bisa dilakukan dengan mata uang fiat, semacam rupiah? Bisa-bisa aja. Itu dilakukan oleh Koletible.com, sebuah marketplace NFT lokal yang diantaranya memfasilitasi NFT Indonesian Basket League (IBL).

Kalau di luar negeri dilakukan juga oleh NBA-TopShoot yang menggunakan USD. Namun teknologinya mutlak pakai teknologi blockchain.

Mengapa kebanyakan marketplace NFT transaksinya menggunakan mata uang kripto semacam Ethereum, Solana, Polkadot, Shiba dan Harmony One? Penjelasan singkatnya adalah karena NFT adalah token aset digital yang kepemilikannya ter-encryp dalam kode rahasia kriptografi.

Topik Terkait