img_title
Foto : Instagram/@mestyariotedjo

IntipSeleb – Nama Mesty Ariotedjo terdaftar dalam daftar trending topic di Twitter, Jumat pagi, 4 Oktober 2019. Wanita yang berprofesi sebagai dokter ini menanggapi komentar seorang influencer bernama Andra Alodita yang membandingkan kualitas dokter di Indonesia dan Penang.

Awalnya, Alodita membagi pengalaman pribadi berobat ke Penang, ia juga membagi tangkapan layar salah satu followers di Instagram yang mengeluh dokter di Indonesia jutek. 

Hey para dokter tolong dibaca yaaaa hehehe biar pada betah pasien Indonesia. Gak kabur ke Penang,” tulis Alodita diikuti tanda tertawa dalam Instagram stories pada Kamis malam, 3 Oktober 2019.

Baca juga: Heboh Pengakuan Alodita Soal Kualitas Dokter Indonesia

Sebagai dokter, Mesty merasa harus angkat bicara terkait opini Alodita. Menurut dokter 30 tahun itu terdapat beberapa data yang harus diketahui oleh Alodita sebelum mengeluarkan pendapat, terlebih ia merupakan seorang influencer. 

Sama seperti Alodita, Mesty menyanggah pernyataan melalui Instagram stories dengan maksud untuk membela rekan-rekan yang menurutnya sudah berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi pasien.

Anda harus sadar Anda adalah influencer, bahwa omongan Anda didengar banyak orang. Anda panutan banyak orang. @alodita,” tulis dalam akun @mestyariotedjo.

Setelah itu, Alodita mengunggah sebuah permintaan maaf dalam akun Instagram-nya diikuti dengan penjelasan yang panjang dalam caption. Sementara Mesty membuka pertanyaan terbuka untuk warganet perihal solusi agar sistem pelayanan kesehatan di Indonesia lebih baik.

Siapa sebenarnya sosok Mesty Ariotedjo? Yuk simak ulasan berikut.

Seorang modelMesty AriotedjoSumber: Instagram/@mestyariotedjo

Pemilik nama Dwi Lestari Pramesti Ariotedjo merupakan seorang model dan pemain harpa Indonesia, ia terpilih sebagai band ambassador Nivea pertama. Namanya mulai naik daun saat tampil di sejumlah majalah gaya hidup wanita dan menjadi model iklan untuk beberapa brand ternama, seperti LG Electronics dan Honda. Tahun 2010 merupakan puncak ketenaran bagi Mesty, ia ditunjuk sebagai salah satu model Rumah Mode Biyan Wanaatmadja untuk koleksi 2010.

Pemusik

Mesty AriotedjoSumber: Instagram/@mestyariotedjo

Lulusan Universitas Indonesia Fakultas Kedokteran itu mengasah kemampuan bermusiknya saat menjalani kegiatan modeling. Selain mahir dalam memainkan harpa, Mesty juga piawai dalam bermain piano sejak tahun 2002. Ia juga tekun mempelajari flute dibawah bimbingan Widayanto sejak tahun 2007. Baru pada tahun 2008 ia memelajari harpa di bawah bimbingan Heidi Awuy.

Tak lama kemudian, Mesty mendapat gelar Merrit dari Associated Board of The Royal Schools of Music sebagai penghargaan atas kepiawannya dalam bermain harpa. Akibat gelarnya tersebut, Mesty mulai mendapat banyak undangan untuk menjadi bintang tamu  di berbagai acara hingga stasiun televisi. Proyek terakhirnya, ia menyumbangkan permainan harpanya di konser seni tentang perempuan yang diadakan Yayasan Dian Sastrowardoyo.

Mamah muda

Mesty AriotedjoSumber: Instagram/@mestyariotedjo

Selain berprofesi sebagai dokter, istri dari Garry Juanda ini merupakan seorang mamah muda dari anak laki-laki bernama Gallendra. Disamping kesibukannya sebagai pelayan kesehatan, Mesty tetap berusaha menjadi orang tua yang baik. Menurutnya, seorang anak harus melihat orang tuanya saling sayang agar sang buah hati dapat tumbuh menjadi anak penyayang dan memperlakukan pasangannya dengan baik nantinya.

Peraih Forbes 30 Under 30

Mesty

Forbes 30 Under 30 merupakan bentuk penghargaan kepada mereka yang sukses di usia kurang dari 30 tahun se-Asia. Majalah Forbes meluncurkan nama-nama tersebut demi inspirasi generasi muda di seluruh dunia, baik sebagai pemimpin, pebisnis, dan agen perubahan terbaik di bidangnya masing-masing.
Mesty Ariotedjo menjadi salah satu nama yang terdaftar dari Forbes 30 Under 30 karena berbagai prestasi yang didapatkannya. Menjadi dokter, pebisnis dalam dunia kesehatan, juru bicara di Yayasan Jantung Indonesia, mengatur 4 komunitas keluarga anak NCD di Indonesia, model, dan menjadi musisi menjadikan Mesty pantas untuk mendapatkan Forbes 30 under 30. 

Sepak terjang dunia kesehatan

Mengawali karier di tahun 2012 sebagai dokter, Mesty fokus pada studi genetik Pygmies Flores, dia juga menjadi juru bicara di Yayasan Jantung Indonesia sejak tahun 2009. Menjalankan profesi sebagai dokter, Mesty juga memiliki pengalaman menjadi tenaga medis di RSU Ruteng yang berlokasi di pulai Floes, Nusa Tenggara Timur, yang memiliki tingkat kematian bayi dan ibu tertinggi.

Dalam akun Instagram-nya, Mesti sering berbagi momen kebersamaan dengan anak-anak sesuai dengan fokusnya dalam dunia kesehatan, yaitu spesialis anak. Salah satu potretnya dengan Rifqi, pasien yang mengidap penyakit langka, Mesty meminta doa warganet untuk anak tersebut.

“Mohon doanya semua ya untuk Rifqi, dan semua teman-teman dengan penyakit langka, semoga mereka semua selalu dalam lindungan Tuhan, semoga orang tua mereka selalu ikhlas, kuat, dan sabar dalam mengasuh anak mereka, dan kita semua yang membaca ini selalu bersyukur dengan keadaan kita, kurang, dan lebihnya,” tulis Mesty.

Mengikuti perkembangan zaman yang serba digital, Mesty pun melebarkan sayapnya dalam dunia bisnis yang berhubungan dengan kesehatan. Startup bernama WeCare.id, sebuah situs khusus pengumpulan dana bagi pasien di daerah terpencil yang membutuhkan akses perawatan kesehatan.

Topik Terkait